Filosofi Bebek




Pagi itu, kami sekeluarga sarapan sambil mengobrol bersama. Kami berbicara tentang 'bebek'. Entah eottokhae caranya, tapi pembicaraan kami berbelok ke sana. Padahal awalnya kami berbicara tentang Kirap Budaya yang baru saja diadakan kemarin. Mungkin karena Ilya bercerita, "ada yang bawa telur rebus ditumpuk-tumpuk jadi gunung, terus di atasnya dikasih bebek goreng :D. Ada yang bawa dua bebek, warnanya cokelat sama putih. Terus dikasih di sarang. Bebeknya muter-muter kayak gini ...."

"Ya bebek biasanya juga yang jantan cuma satu, yang lainnya di betina," kata bapak.

"Oh, kalau bebek itu pemimpinnya di depan kan?" ucap ibuku.

"Enggak! Justru bebek itu yang merintah di belakang, yang depan itu cuma nurut sama yang di belakang!" jelas bapakku.

Aku mangut-mangut.

"Berarti seperti pemerintah ya. Pemerintah itu mendorong rakyat untuk maju dari belakang," ibuku menirukan orang yang sedang menggiring bebek dengan tangannya.

Begitulah filosofi bebek. Pemimpinnya hanya satu dan mendorong dari belakang!
Hanya itu sih ceritaku! CMUNGUTTT!!! ^-^

Wassalamu'alaikum, Annyeong, Good bye ...

Postingan populer dari blog ini

Tentang Lagu; Sesuatu di Jogja

Jalan-Jalan Bersama Kelas VI Min Jejeran